Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pest management atau manajemen hama, Proton memiliki tanggung jawab dalam mengatur dan menjaga lingkungan tempat hama tersebut berada.
Jadi, bukan hanya sekedar pembasmian hama saja, melainkan mempelajari dan mengerti apa penyebab munculnya hama, lalu mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan kondisi lingkungannya. Sehingga gangguan hama dapat ditekan, tanpa merusak alam dan keseimbangan ekosistemnya.
Lebih jauh lagi, rasa tanggung jawab terhadap lingkungan, alam, dan masyarakat ini itu diwujudkan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang diadakan secara rutin setiap tahunnya.
Bulan Februari kemarin ini, tepatnya tanggal 22 Februari 2022, Proton cabang Semarang yang.dipimpin bapak H. Tri Bowo Lukito, baru saja menyambangi dukuh Krajan, dukuh Beran, dan dukuh Winong, desa Wadas, kecamatan Bener di kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dengan agenda Pengendalian Nyamuk Anopheles penyebar penyakit Malaria.
Namun Proton tidak sendiri dalam aksinya kali ini. Bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI), dilakukan berbagai penanganan dalam memutus siklus perkembangan nyamuk Anopheles melalui tindakan dasar berupa:
- Residual treatment (penanganan permukaan) di area peristirahatan, salah satunya dengan Indoor Residual Spraying (IRS), atau penyemprotan insektisida di bagian dalam rumah, yang telah dilakukan secara berkala.
- Penggunaan kelambu yang sudah diberikan insektisida.
Serta upaya pendukung pengendalian berupa:
- Space Treatment atau Treatment Ruang yang diaplikasikan menggunakan tiga jenis fogger yang berbeda untuk area luar dan dalam ruangan.
- Surface Treatment atau Treatment Permukaan yang mampu melakukan sebaran lebih cepat dan merata.
- Treatment Larvasida yang menggunakan aplikasi penaburan secara langsung di area perkembangbiakan nyamuk, hingga ke tempat yang terlindungi vegetasi tanaman, serta kelembaban dan genangan air di tempat tersembunyi di ketiak tanaman
Mengingat besarnya risiko yang dibawa Malaria, diharapkan dengan dilakukannya manajemen nyamuk Anopheles ini, segenap masyarakat di desa Wadas bisa terlindung dari penyakit tersebut. Sekaligus mempertahankan kondisi lingkungan di daerah tersebut, mulai dari vegetasinya, hingga hewan dan serangga lainnya.
